Analisis PIE Mikro dan Membandingkan dengan PIE Makro
3/09/2016
Kembali lagi bersama saya di Syaifildjailblog's, disini admin akan memberikan tentang Analisis PIE Mikro dan Membandingkan dengan PIE Makro, nah langsung saja ke pembahasan..
1.
Analisis
PIE Makro Bab 1
Ekonomi Makro adalah cabang yang mempelajari “jumlah total
kegiatan ekonomi, berhubungan dengan masalah pertumbuhan, inflasi,
pengangguran, kebijakan nasional ekonomi yang berasal dari inisiatif pemerintah
(misalnya perubahan tingkat pajak, dll). Sebagai contoh, makroekonomi akan
melihat bagaimana peningkatan / penurunan ekspor bersih akan mempengaruhi
jumlah devisa suatu bangsa atau bagaimana GDP akan dipengaruhi oleh tingkat
pengangguran.
Wealth of Nation (1776) Karya Adam
Smith: Untuk memecahkan masalah ekonomi
diperlukan dasar ilmiah berupa gejala alam khususnya gejala ekonomi seperti
kenaikan harga barang dan pengangguran yang menunjukkan adanya gangguan
keseimbangan sistem ekonomi dan masalah ekonomi akan teratasi jika ekonomi
dikembalikan pada keseimbangan.
Adam Smith
menyatakan sistem ekonomi mampu memulihkan diri sendirir(self adjustment), karena ada kekuatan pengatur, yakni tangan-tangan
tak terlihat (invisible hands), yaitu mekanisme pasar (penggunaan sumber daya
ekonomi akibat permintaan dan penawaran). Adam Smith : mekanisme pasar : alokasi
sumber daya efisien jika pemerintah tak ikut campur. Jean Baptiste Say mendukung dengan
Hukum Say : “supply creates it’s own
demand” dalam buku A Treatise on Political Economy (1803) yang berarti
Barang dan jasa yang diproduksi pasti terserap oleh permintaan sampai tercapai
keseimbangan pasar.
Kaum Klasik
berpendapat : tidak akan ada kekurangan permintaan secara makro(agregat), semua
barang yang dihasilkan pasti dibeli masyarakat. Keyakinan keampuhan mekanisme pasar
memuncak : Leon Walras menyusun model ekonomi keseimbangan pasar simultan :
penerjemahan secara matematis dari teori Adam Simth, Says, kapital lain.
Depresi Besar
dalam jangka panjang (1929-1933) membantah teori klasik bahwa sistem ekonomi
bisa memperbaiki diri sendiri, justru menimbulkan masalah besar. Maynard Keynes berpendapat dalam buku The General Theory of Employment, Interest,
and Money (1936) dikenal The General
Theory, ada dua hal pokok : Pertama, kritik ilmiah kebenaran hipotesis
klasik tentang keampuhan mekanisme pasar dimana pasar dianggap terlalu idealis
dan ditekankan pada sisi penawaan. Kedua, usulan pemasukkan pemerintah dalam perekonomian
untuk menstimulir permintaan.
Keynes membawa
pembaruan radikal dalam ekonomi: Pertama, mulai diperhatikan ekonomi makro/ agregat. Kedua, dmasukkannya pemerintah guna
peranan analisis kebijakan. Ketiga, perlu analisis kebijakan, perlu juga studi
empirirs.
Ditambah, metode ekonomi yang awalnya deduktif menjadi induktif. Oleh karena itu, Keynes : Bapak Ilmu
Ekonomi Makro & Perintis Studi Induktif
2.
Analisis PIE Makro Bab 2
a.
PENGERTIAN
Pendapatan nasional merupakan salah
satu indikator keadaan ekonomi suatu negara. Terdapat beberapa istilah dalam
produksi nasional antara lain :
v GNP
( Gross National Product ) atau Produk Nasional Bruto yaitu keseluruhan nilai
barang dan jasa yang menjadi milik warga negara baik diproduksi di dalam maupun
di luar negeri pada periode waktu tertentu ( biasanya 1 tahun ).
v GDP
( Gross Domestic product ) atau Produk Domestik Bruto yaitu keseluruhan nilai
barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri baik oleh warga negara maupun
warga negara asing ataupun oleh perusahaan asing dalam suatu negara pada
periode waktu tertentu ( biasanya satu tahun ).
v NNP
( Net National Product ) atau produksi nasional bersih, yaitu Produksi Nasional
Bruto yang telah dikurangi dengan penyusutan – penyusutan.
v Net
National Income atau Pendapatan Nasional bersih, yaitu NNP dikurangi dengan
pajak tdk langsung.
Sehingga apabila secara
detail bisa ditunjukkan sebagai berikut :
v GDP : Gross Domestic Product
Pendapatan LN di DN –
dan pendapatan DN di LN +
v GNP : Gross National Product
Penyusutan –
v NNP : Net National Product
Indirect Tax –
v NNI : Net National Income
Social security tax –
Hasil Transfer Payment +
v P I : Pendapatan perseorangan
Personal Tax -
v D
I : Pendapatan yang bisa dibelanjakan
Saving -
Pengeluaran konsumsi ( CE )
catatan
PI : Personal Income
DI : Disposible Income
CE : Consumsi Expenditure Produk Nasional Bruto dibedakan menjadi 2
macam yaitu :
v Produk Nasional Bruto Nominal, yaitu
mengukur nilai out put pada harga yang berlaku selama periode produksi
v Produk Nasional Bruto Riil, yaitu
mengukur nilai out put yang diproduksi dalam setiap periode berdasarkan harga
tahun dasar yang ditentukan.
Hubungan
antara PNB Riil dan Nominal bisa digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 : PNB Riil dan PNB Nomina
PNB Nominal meningkat lebih cepat dibandingkan PNB Riil. Perbedaan
ini disebabkan pengaruh inflasi di mana harga barang berubah sepanjang waktu.
PNB Nominal berubah karena adanya faktor inflasi, Sehingga meskipun jumlah
produksinya tetap tapi karena adanya perubahan harga maka Pendapatan Nasional
Brutonya meningkat. Sedangkan perubahan Produk Nasional Bruto Riil berubah
karena adanya 3 hal :
1.
Tersedianya jumlah sumber daya ( resources ) dalam suatu
perekonomian
2.
Pengerjaan dari sumber daya yang tersedia untuk produksi
3.
Efisiensi dalam pengerjaan faktor produksi.
Sehingga perubahan PNB Riil akan terjadi
apabila terjadi perubahan dalam produksi atau out put secara keseluruhan. Dalam
membicarakan masalah output kita membedakannya menjadi output yang sifatnya
potensial dan out put yang sifatnya Aktual.
v Output potensial, adalah produksi yang
diharapkan akan mampu dicapai oleh suatu negara apabila diasumsikan terjadi
pengerjaan penuh ( full employment ).
v Out put aktual, adalah produksi yang
akhirnya mampu dicapai oleh negara tersebut dari target yang diharapkan pada
otuput potensial.
Perbedaan antara PNB Potensial dengan
aktual disebut dengan Kesenjangan PNB (The GNP Gap).
3. Analisis PIE Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga
ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku
konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor
input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal,
bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam
skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat “pasar yang hilang” untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa “kesejahteraan optimal” biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan paraekonomdanteorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat “pasar yang hilang” untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa “kesejahteraan optimal” biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan paraekonomdanteorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
4.
Anlisis Perbandingan Antara PIE
Mikro dan PIE Makro
Ekonomi Mikro adalah cabang yang
berfokus pada bagaimana individu, rumah tangga, dan organisasi membuat
keputusan mereka untuk mendistribusikan sumber daya yang terbatas, biasanya di
pasar yang melihat perdagangan barang atau jasa. Ekonomi mikro mempelajari
bagaimana keputusan-keputusan ini mempengaruhi umum pasokan dan permintaan
untuk komoditas dan jasa. Seperti kita ketahui, pasokan adalah salah faktor
yang menentukan harga, yang pada gilirannya, menentukan penawaran dan
permintaan barang dan jasa. Ekonomi Mikro biasa juga disebut sebagai pandangan
“bottom-up economy” (bawah ke atas), atau bagaimana orang berurusan dengan uang,
waktu, dan sumber daya yang tersedia.
Pendekatan Ekonomi Mikro, melihat
akttivitas atau perilaku ekonomi secara individual, kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh unit-unit ekonomi kecil. Misalnya dilakukan oleh perseorangan,
perusahaan tertentu, pedagang tertentu, rumah tangga tertentu dan yang
sejenisnya. Ibarat melihat sebuah hutan, yang dilihat detail ialah dari
tumbuh-tumbuhan yang ada didalamnya.
Sedangkan Ekonomi Makro adalah
cabang yang mempelajari “jumlah total kegiatan ekonomi, berhubungan dengan masalah
pertumbuhan, inflasi, pengangguran, kebijakan nasional ekonomi yang berasal
dari inisiatif pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak, dll). Sebagai
contoh, makroekonomi akan melihat bagaimana peningkatan / penurunan ekspor
bersih akan mempengaruhi jumlah devisa suatu bangsa atau bagaimana GDP akan
dipengaruhi oleh tingkat pengangguran.
Pendekatan Ekonomi Makro, mengkaji
kegiatan ekonomi secara keseluruhan, secara agreget. Misalnya melihat
keseluruhan konsumsi, produksi, maupun pendistribusian pendapatan dalam suatu
negara, atau suatu daerah tertentu. Kalau misalnya melihat sebuah hutan, maka
yang diperhatikan ialah hutan sebagai suatu kesatuan dengan segala bentuk,
maupun fungsinya yang menyeluruh. Jadi ekonomi makro melihat tingkah laku
perekonomian secara keseluruhan.
Sekarang ini baik ekonomi mikro
maupun ekonomi makro, sudah merupakan cabang ilmu ekonomi yang berdiri
sendiri-sendiri. Ekonomi Makro merupakan ilmu ekonomi yang membahas
masalah-masalah ekonomi dalam keseluruhan, sebagai keseluruhan (secara
aggregate).
5.
Contoh Kebijakan Pemerintah yang
Berpengaruh pada PIE Makro
1.
Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh
pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar
pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu
rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli
dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli
produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga
tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG
(Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme
penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gelap,
yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum.
2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling
price)
Penetapan harga maksimum atau Harga
Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk
melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar
dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual
tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh
penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek,
harga BBM, dan tariff angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif
kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya penetapan harga
minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya pasar gelap.
3. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan
oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai
komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat
meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif
lebih murah.
4. Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan
intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui
pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan
kepada perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya
mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah
dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen
sekaligus untuk menekan laju inflasi.
5.
Menaikan
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
kebijakan
pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini membuat banyak
kalangan mengeluarkan pendapat dan argumennya masing-masing. Ada yang mendukung
dan ada pula yang menolaknya.
Kebijakan
pemerintah seakan-akan telah menjadi sebuah tanda kepada masyarakat untuk
siap-siap menghadapi sebuah kesulitan. Hal ini disebabkan karena dari sejak
awal reformasi hingga sekarang ini telah banyak kebijakan-kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah yang dinilai tidak berpihak terhadap rakyat dan
ujung-ujungnya menyebabkan rakyat menderita.