Makalah Pengungkapan Informasi Keuangan
10/26/2016
Add Comment
PENGUNGKAPAN INFORMASI
KEUANGAN
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi
Dosen : Hani Sri
Mulyani, SE.,M.Si
Disusun
oleh :
Kelompok 5
Akuntansi
A (Semester V)
Dede
Syaifil Mahdar (14.06.1.0011)
Gema
Hartinah (14.06.1.0021)
Neng
Widiastuti (14.06.1.0034)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MAJALENGKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengungkapan (Disclosure)
Kata Disclosure
memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan
dengan data, Disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada
pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena
apabila tidak bermanfaat, maka tujuan dari pengungkapan (Disclosure)
tersebut tidak akan tercapai.
Apabila
dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa
laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai
hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan
harus jelas, lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai
kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha
tersebut.
2.2 Untuk
Siapa Informasi Diungkapkan?
1. Pemegang Saham, Investor dan Kreditor
Laporan keuangan perusahaan ditujukan kepada pemegang saham,
investor dan kreditor. Seperti yang dinyatakan FASB :
“Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna
bagi investor dan kreditor yang sekarang dan yang potensial serta para pemakai
lain dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan keputusan serupa secara
rasional.”
Pengungkapan juga dibuat untuk pihak lain seperti karyawan,
pelanggan, pemerintah dan masyarakat umum, tetapi hal ini dianggap sebagai
pengungkapan sekunder dalam laporan tahunan. Alasan kurangnya penekanan pada
pihak selain investor adalah karena kurangnya pengetahuan mengenai keputusan
yang mereka buat. Investor dan kreditor memiliki keputusan membeli atau menjual
investasi dan pemberian kredit kepada perusahaan karenanya tujuan pelaporan
keuangan untuk kelompok ini relatif
lebih jelas.
Jika kita mendefinisikan pemegang saham dan investor lain sebagai
kelompok fokal yang tepat untuk akuntansi, pengungkapan dalam pelaporan
keuangan dapat didefinisikan sebagai
penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum
dalam pasar modal yang efisien.
2. Pengungkapan Kepada Pemegang Andil
Di Negara lain seperti Eropa, pengungkapan ditunjukan untuk pihak
yang lebih luas, mereka cenderung menempatkan kepentingan karyawan dan Negara
diatas kepentingan pemegang saham. Arti penting kepemilikan pemegang saham dikalahkan
oleh konsep pemegang andil (Stakeholder) yang lebih luas, dampaknya
adalah berubahnya sifat pengungkapan. Perseroan di Perancis, misalnya
diharuskan menyajikan suatu neraca social kepada dewan kerja perusahaan setiap
tahunnya. Dewan ini terdiri atas pekerja dan manajemen. Setiap neraca sosial
harus memberikan informasi yang menyangkut :
- Ketenagakerjaan
- Biaya – biaya yang berkaitan dengan upah (paket tunjangan)
- Perlindungan kesehatan dan keselamatan
- Syarat – syarat kerja lain
- Pelatihan pegawai
- Hubungan – hubungan industrial
- Syarat – syarat kehidupan lainnya yang berhubungan dengan pekerja, termasuk perumahan dan transportasi yang disediakan bagi pegawai oleh perusahaan.
2.3 Tingkatan
Pengungkapan
Dalam pengertian luas, pengungkapan hanya berarti penyampaian (release)
informasi. Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam pengertian yang
agak lebih terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan tentang suatu
perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan. Istilah ini
kadang-kadang dibatasi
lebih jauh hingga berarti informasi yang tidak dimuat dalam laporan keuangan
itu sendiri. Pertanyaan mengenai penyampaian informasi di dalam neraca, laporan
laba rugi, serta laporan arus kas masuk dalam rubik pengakuan dan pengukuran.
Pengungkapan, dalam pengertian tersempitnya mencakup hal- hal seperti
pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan laporan pelengkap.
Pengungakapan laporan akuntansi yang diikuti dalam pengukuran pos-pos
tersebut seperti yang dinyatakan International Accounting Standars Committee
(IASC) :
“Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti. Laporan
keuangan didasarkan pada kebijakan akuntansi yang berbeda dari perusahaan ke
perusahaan, baik di dalam satu negara maupun antarnegara. oleh karena itu,
kebijakan akuntansi yang signifikan yang menjadi dasar laporan keuangan perlu
diungkapkan agar laporan itu dapat dimengerti sebagai mana mestinya.”
Berapa banyak informasi yang harus diungkapkan tergantung sebagian pada
keahlian pembaca. FASB, misalnya berpendapat bahwa informasi yang diungkapkan
dalam laporan keuangan harus :
“Dapat
dipahami oleh mereka yang mempunyai pengertian yang memadai mengenai aktivitas
bisnis dan ekonomi serta mau mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan
yang sewajarnya.”
Tingkatan pengungkapan juga tergantung pada standar yang dianggap
paling diinginkan. Tiga konsep dalam tingkat pengungkapan yaitu :
- Pengungkapan cukup (adequate)
- Pengungkapan wajar (fair)
- Pengungkapan penuh (full)
Pengungkapan
cukup berarti memberikan pengungkapan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman.
Pengungkapan wajar dan pengungkapan penuh merupakan konsep yang lebih positif.
Pengungkapan wajar mempunyai tujuan etika berupa menyediakan perlakuan yang
sama untuk semua pemakai potensial, sedangkan pengungkapan penuh berarti menyajikan
semua informasi yang relevan.
PSAK menganut pengungkapan wajar seperti tercermin dalam pernyataan
berikut :
“Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan
dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.”
Catatan atas
laporan keuangan mengungkapkan :
- Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
- Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas
- Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.4 Standar
Pengungkapan
Menurut
FASB, informasi harus bersifat relevan, tepat waktu dan dapat dimengerti.
Selain itu informasi juga dapat diandalkan, netral dan disajikan secara jujur.
Asumsinya adalah informasi yang memiliki karakteristik-karakteristik tersebut
akan berguna bagi masyarakat. Lebih jauh lagi jika yang ditekankan adalah
preferensi spesifik dan preferensi umum investor yang berpengalaman, salah satu
tujuan haruslah penyajian informasi dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perbandingan hasil-hasil yang diharapkan. Namun komparabilitas dapat diterapkan
paling tidak dalam dua cara yang berbeda, yang pertama adalah menyajikan pengungkapan
yang cukup bagaimana angka-angka akuntansi dihitung dan diukur agar
memungkinkan investor mengkonversi jumlah-jumlah dari perusahaan-perusahaan
yang berbeda menjadi ukuran-ukuran yang langsung dapat dibandingkan. Berarti
dapat diasumsikan bahwa angka-angka akuntansi setelah penyesuaian untuk
beberapa perusahaan itu dapat digunakan oleh investor untuk menentukan derajat
perbedaan misalnya, dalam laju pertumbuhan laba bersih atau deviden.
1. Data Kuantitatif
Dalam memilih criteria untuk memutuskan data kuantitatif apa yang
material dan relevan bagi investor dan kreditor, penekanannya haruslah pada
informasi keuangan atau informasi lain yang mungkin dapat digunakan dalam model
keputusan. Penelitian dalam akuntansi harus lebih dipusatkan pada metode
pengukuran dan pelaporan probabilitas data daripada jumlah-jumlah yang
deterministik. Namun demikian, pemakai laporan keuangan yang telah memperoleh
informasi, pada umumnya mengandalkan pada beberapa pos dalam laporan keuangan
dan memperoleh berbagai pengungkapan yang lebih lengkap jika asumsi-asumsinya
tersebut tidak benar.
2. Informasi Nonkuantitatif
Informasi yang tidak mungkin diungkapkan dalam ukuran-ukuran
kuantitatif lebih sukar dievaluasi dalam hal materialitas dan relevansinya
dalam pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu
setiap ketidakpastian dalam pengukuran pos-pos di dalam pelaporan keuangan
harus diungkapkan secara jelas.
2.5 Pengungkapan Wajib dan Sukarela
1. Pengungkapan Wajib (Mandatory disclousure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan
oleh peraturan yang berlaku. Peraturan tentang standar pengungkapan informasi
bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik
yaitu, Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan
Peraturan No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat
dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-17/PM/1995, yang selanjutnya diubah
melalui Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua
perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik. Peraturan
tersebut diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 yang
mengatur tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau
perusahaan publik untuk setiap jenis industri.
2. Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan yang melebihi dari yang diwajibkan. Menurut Zubaidah
dan Zulkifar (2005), pengungkapan sukarela yaitu pengungkapan butir-butir yang
dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang
berlaku.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan secara sukarela
akan mengungkapkan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai pasar modal yang
berfungsi secara optimal. Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa jika suatu
informasi tidak diungkapkan alasannya adalah semata-mata karena informasi itu
tidak relevan bagi investor atau dapat diperoleh dengan cara lain. Dengan
demikian argument ini menggeser jenis pasokan informasi oleh akuntan dari
informasi keuangan ke informasi tambahan.
Beberapa penelitian mengenai mengapa
suatu informasi diungkapkan tidak sampai kesimpulan yang jelas, apakah
dilakukan secara sukarela atau karena diharuskan ada beberapa negara seperti
Amerika dan Inggris dimana pengungkapan diatur dengan sangat ketat. Di
Indonesia sendiri belum ada PSAK yang secara khusus mengatur tentang
pengungkapan. Pengaturan muncul jika terjadi masalah dalam suatu industri
tertentu, misalnya masalah pada perbankan yang menyebabkan direvisinya PSAK 31
untuk perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Masalah pengungkapan pada
informasi keuangan diatur khusus oleh BAPEPAM.
Yang lainnya menyatakan bahwa bukti menunjukan bahwa perseroan-perseroan
tidak menambah luasnya pengungkapan keuangan tanpa adanya tekanan dari profesi
akuntansi atau pemerintah. Mereka menghubungkan keengganan perusahaan untuk
mengungkapkan lebih banyak informasi keuangan itu antara lain dengan
argumentasi, berikut tanggapan setiap argumentasi disertakan pula :
- Pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan pemegang saham, akan tetapi argumentasi ini hanya sedikit benarnya karena pesaing biasanya memperoleh informasi mereka melalui sumber-sumber lain.
- Serikat-serikat pekerja dikatakan memperoleh keuntungan dalam tawar menawar upah dengan adanya pengungkapan informasi keuangan yang lengkap, akan tetapi pengungkapan lengkap biasanya akan memperbaiki iklim tawar menawar.
- Seringkali dikatakan bahwa investor tidak dapat memahami kebijakan dan prosedur akuntansi dan bahwa pengungkapan lengkap hanya akan menyesuaikan bukan menjelaskan. Pernyataan ini juga tidak mendapat dukungan karena para analis keuangan dan manajer investasi terdidik baik dalam akuntansi, dan investor lainnya dapat keuntungan dari penggunaan informasi keuangan dalam pasar yang efisien atau mereka mampu belajar melalui penelitian atas informasi keuangan yang dilaporkan.
- Sebuah argumentasi yang mengandung kebenaran adalah bahwa seringkali sumber-sumber lain informasi keuangan mungkin tersedia untuk memberikan informasi tersebut dengan biaya yang lebih rendah daripada jika diberikan oleh perusahaan dalam laporan keuangan
- Tidak adanya pengetahuan tentang kebutuhan para investor juga diajukan sebagai alasan untuk membatasi pengungkapan dengan adanya kemungkinan banyaknya model investasi dan semakin diandalkannya para perantara informasi, alasan ini seharusnya tidak menjadi faktor yang membatasi.
2.6 Regulasi
Pengungkapan
Terdapat
beberapa argumen yang mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi.
Alasan tersebut yaitu penyalahgunaan, eksternalitas, kegagalan pasar, asimetri
informasi, dan keengganan manajemen. Semua regulasi diarahkan untuk mencegah
adanya penyalahgunaan dan kecurangan oleh para pelaku pasar modal terutama
dalam masalah pengungkapan. Di Indonesia, pihak yang menjadi regulator adalah
BAPEPAM (melalui peraturan BAPEPAM) dan profesi/IAI (melalui standar akuntansi).
BAPEPAM berkepentingan dengan tingkat pengungkapan dan apa yang harus
diungkapkan terutama untuk kepentingan pendaftaran publik dan penawaran publik
perdana.
2.7 Apa Yang Diungkapkan
Pengungkapan meliputi statemen keuangan itu sendiri dan semua
informasi pelengkap. Penyusun standar dan badan pengawas seperti SEC atau
BAPEPAM mengeluarkan ketentuan tentang apa yang harus diungkapkan. SEC
mewajibkan perusahaan publik untuk menyusun dua laporan tahunan.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, Hendriksen dan Van Breda (1992,
hlm. 863-871) menunjukan beberapa jenis informasi yang memerlukan pengungkapan
yaitu :
1. Ramalan keuangan
Salah satu pandangan adalah bahwa akuntan hanya harus menyajikan
informasi historis dan kini yang memungkinkan investor membuat prediksi mereka
sendiri tentang masa depan. Proses ramalan itu memerlukan evaluasi yang
subyektif selain analisis atas sejumlah besar variabel dan asumsi dianggap
bahwa investor dapat memahami evaluasi dan asumsi subyektif itu hanya dengan
membuat ramalan. Pandangan lainnya adalah bahwa manajemen mempunyai sumberdaya
yang jauh lebih unggul untuk membuat ramalan yang andal dan bahwa tersedianya
ramalan manajemen bagi masyarakat menambah efisiensi pasar keuangan.
Informasi apa yang harus diramalkan dan bagaimana keandalannya
diukur. Ramalan angka akuntansi yang paling sering disebut mungkin laba bersih
dan laba per saham, tetapi angka-angka ini mungkin lebih sukar diprediksi dan
juga yang paling tidak bisa diandalkan. Fakta bahwa proyeksi laba akuntansi
tergantung pada banyak variabel dan subyektif dan pada banyak asumsi mengenai
perusahaan dan perekonomian. Pos-pos yang mungkin lebih andal dan mudah untuk
diprediksi mencakup perkiraan penjualan, penerimaan dan pengeluaran yang
dianggarkan, serta ukuran-ukuran yang berhubungan dengan perkiraan perubahan
dalam harga dan permintaan produk perusahaan, serta perkiraan perubahan dalam
biaya tenaga kerja dan barang yang biasanya diperoleh perusahaan.
2. Kebijakan Akuntansi
Pengungkapan kebijakan akuntansi sangat diperlukan untuk
mengingatkan komparabilitas antar perusahaan. Selain itu, pengungkapan ini
memungkinkan interpretasi yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga
menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik. Walaupun demikian,
pengungkapan kebijakan akuntansi dapat membantu yaitu dengan memungkinkan
dicapainya penafsiran yang lebih baik atas laporan keungan untuk setiap
perusahaan dan karenanya mempengaruhi keputusan investasi. Atas dasar asumsi
ini Accounting Principles Board dalam opini No 22 menyimpulkan bahwa:
“Informasi
tentang kebijakan akuntansi yang digunakan perlu untuk menghasilkan penyajian
laporan keuangan yang wajar. Asumsi ni didukung oleh hasil sebuah penelitian
empiris yang menentukan bahwa investor memang bereaksi terhadap isi maupun seni
pengungkapan itu sendiri.”
3. Perubahan Akuntansi
Pada dasarnya prinsip akuntansi dan prosedur akuntansi harus
diterapkan secara konsisten. Tetapi hal tertentu perubahan diperbolehkan jika
dapat menyajikan laporan keuangan secara lebih baik sepanjang perubahan
tersebut diungkapkan yang mencakup perubahan-perubahan ini seperti pengungkapan
kebijakan akuntansi, esensial bagi keputusan investasi yang optimal.
Bukti empiris mendukung pandangan bahwa perubahan dalam laba bersih
yang dilaporkan, yang disebabkan oleh perubahan dalam metode akuntansi, tidak
secara material mempengaruhi harga pasar saham pada saat pengungkapan perubahan
itu dilakukan. Namun, berlawanan dengan opini APB, tampaknya ada logika dalam
penyajian kembali dalam laporan keuangan periode-periode yang lalu bila
laporan-laporan itu disertakan untuk tujuan komparatif. sebaliknya, hipotesis
pasar efisien mendukung kesimpulan bahwa pengungkapan itu sendiri sudah cukup
jika investor yang berpengalaman atau analisis investasi dapat menafsirkan
informasi keuangan itu dengan benar.
4. Pengungkapan Peristiwa Pascalaporan
Laporan rugi laba merupakan ikhtisar jenis-jenis perubahan tertentu
yang terjadi selama periode yang dilaporkan dan neraca yang mengikhtisarkan
pengukuran sumberdaya dan hubungan keuangan pada akhir periode tertentu.
Kejadian-kejadian setelah tanggal neraca mungkin saja mempengaruhi laporan
keuangan tetapi seringkali kejadian tersebut bersifat sementara penuh
ketidakpastian. Jika suatu kejadian yang material terjadi atau diketahui
sesudah tanggal laporan tetapi sebelum laporan itu dikeluarkan maka kejadian
tersebut harus diungkapkan.
Ada dua jenis kejadian setelah tanggal laporan yaitu :
- Peristiwa yang secara langsung mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
- Kejadian yang tidak mempunyai efek langsung terhadap laporan keuangan tetapi mempunyai kemungkinan untuk mempengaruhi keputusan pemakai.
5. Pengungkapan
Segmen Perusahaan
Pertumbuhan usaha yang terderifikasi dan perluasan perusahaan ke
pasar-pasar luar negeri telah menyebabkan agregasi informasi keuangan yang
mencakup elemen-elemen yang tidak homogen. Masalah agregasi ini menjadi lebih
akut dengan berkembangnya perusahaan konglomerat besar yang mencapai
diversifikasi mereka melalui merger atau akuisisi beraneka ragam usaha yang
tidak berkaitan.
1. Kebutuhan akan
Pengungkapan Segmen
Kebutuhan akan pengungkapan operasi segmen-segmen utama dalam
perusahaan yang terdiverifikasi dan perusahaan dengan pasar yang tersegmentasi
menurut geografi atau pelanggan timbul karena trend pertumbuhan, keragaman
operasi, dan risiko tidak dapat dievaluasi secara memadai dari data yang
disagregasi. Disagregasi data keuangan diperlukan agar memungkinkan prediksi
arus kas dan risiko masa depan untuk digunakan dalam model-model investasi.
Dalam mengestimasi nilai suatu perusahaan dan dalam mengevaluasi risiko,
investor perlu membuat prediksi mengenai operasi masa depan perusahaan itu.
Prediksi yang didasarkan pada atau didukung oleh ekstrapolasi data historis
kemungkinan lebih andal jika dibuat dari informasi mengenai berbagai segmen
usaha yang mempunyai karakteristik yang berlainan.
2. Kesulitan
Akuntansi
Salah satu masalah dalam melaporkan divisi atau segmen suatu usaha
adalah keputusan tentang selogis apa pemecahan itu harus dilakukan untuk tujuan
pelaporan. Lini-lini produk mungkin relevan dalam berapa kasus tetapi tidak dalam
kasus-kasus lainnya. Divisi geografis mungkin menurut jenis pelanggan mungkin
relevan. Berarti,prediktibalitas menghendaki dikelompokannya
aktivitas-aktivitas yang mempunyai karakteristik perilaku yang serupa dari
waktu ke waktu.
2.8 Metode Pengungkapan
Pengungkapan
melibatkan keseluruhan proses pelaporan keuangan. akan tetapi, ada beberapa
metode yang tersedia untuk melakukan pengungkapan. Pemilihan metode
pengungkapan yang terbaik dalam setiap kasus tergantung pada sifat informasi
dan kepentingan relatifnya. Metode-metode pengungkapan yang umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Laporan formal
Laporan
formal, merupakan informasi yang lebih relevan dan signifikan yang harus tampil
dalam tubuh utama satu atau lebih laporan keuangan jika memang memungkinkan
untuk mencantumkan di sana.
Laporan formal terdiri dari :
1). Laporan posisi atau neraca
Dalam
laporan posisi atau neraca hubungan-hubungan yang relevan dapat diungkapkan
dengan mengatur kembali klasifikasi yang mendasarnya. Misalnya kewajiban lancar
sering kali langsung dikurangkan dari aktiva lancar untuk memperlihatkan modal
kerja, walaupun prosedur ini memiliki beberapa kelemahan.
2). Laporan
rugi laba
Dalam
laporan rugi laba bentuk penyajian yang berlainan dapat menekankan konsep laba
yang berbeda atau penafsiran data yang berbeda. Laporan rugi laba single step.
Misalnya mengasosiasikan semua pos beban dan semua pos pendapatan laba kotor
dan angka-angka bersih prelimener lainnya dianggap lebih menyesatkan dari pada
membantu pembaca laporan.
3). Laporan
arus kas
Dalam
laporan arus kas banyak informasi relevan yang dapat disajikan dalam laporan
arus kas khususnya jika klarifikasi yang relevan dilakukan dengan hati-hati.
2. Terminologi dan
Penyajian Rinci
Yaitu
penjelasan atas akun-akun dan perincian atas jumlah-jumlah yang ada dalam
laporan keuangan, atau deskripsi yang digunakan dalam laporan serta jumlah
rincian yang diperlihatkan judul dan deskripsi yang tepat untuk pos-pos dalam
laporan dapat menjadi penjelas bagi pembaca. Tetapi istilah-istilah teknis yang
tidak jelas hanya akan menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman. Istilah-istilah
teknis mungkin berguna jika mempunyai arti yang tepat yang dikenal secara umum.
Tetapi banyak istilah teknis dalam akuntansi tidak mempunyai ketetapan ini.
Dalam hal ini para akuntan harus menerapkan istilah deskriptif yang biasanya
digunakan oleh para analis keuangan dan pembaca lain yang berpengetahuan.
Keseragaman istilah di seluruh laporan akuntansi akan membantu jika
arti-artinya jelas dan jika pos-pos itu serupa dalam semua kasuss di mana
istilah itu diterapkan.
3. Informasi Parantesis
Informasi
yang signifikan harus disajikan dalam tubuh laporan keuangan bukan dalam
catatan kaki atau daftar pelengkap jika judul pos-pos dalam laporan tidak dapat
dibuat benar-benar deskriptif tanpa menjadi terlalu panjang atau definisi dapat
disajikan sebagai catatan parantesis (dalam tanda kurung) setelah judul dalam
laporan tersebut. Akan tetapi catatan ini tidak boleh panjang atau akan
mengganggu data utama yang akan diikhtisarkan di dalam laporan.
4. Catatan Kaki
Mempunyai
tempat yang layak dalam laporan keuangan, tetapi ada bahayanya jika terlalu
mengandalkan catatan kaki sebagai metode pengungkapan karena laporan formal
tidak mamadai walaupun sukar untuk menetapkan prinsip-prinsip penggunaan
catatan kaki yang jelas berdasarkan teori akuntansi, beberapa aturan mendasar
untuk menggunakan catatan kaki dapat dirumuskan agar berkaitan dengan postulat
dan prinsip dasar akuntansi.
Tujuan menggunakan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah
untuk mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalam
tubuh suatu laporan tanpa mengurangi kejelasan laporan.
Adapun
keunggulan utama penggunaan catatan kaki yaitu :
- Menyajikan informasi nonkuantitatif sebagai bagian yang integral dari laporan keuangan.
- Mengungkapkan pengecualian dan pembatasan terhadap pos-pos di dalam laporan.
- Mengungkapkan jumlah rincian yang lebih banyak daripada yang dapat disajikan dalam laporan.
- Menyajikan bahan-bahan kuantitatif atau deskriptif yang tidak begitu penting.
Sedangkan kelemahan utama catatan kaki yaitu :
- Catatan kaki cenderung sukar dibaca dan dipahami tanpa meneliti secara mendalam dan karenanya mungkin diabaikan.
- Deskripsi tekstual lebih sukar digunakan dalam pengambilan keputusan daripada ikhtisar data kuantitatif dalam laporan.
- Karena semakin kompleksnya perusahaan, ada bahaya catatan kaki terlalu banyak digunakan dan bukan berusaha mengembangkan prinsip-prinsip yang tepat untuk memasukkan hubungan dan peristiwa baru kedalam laporan itu sendiri.
Jenis catatan kaki yang paling umum dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
- Penjelasan teknik atau perubahan metode
- Penjelasan hak-hak para kreditor atas aktiva tertentu atau prioritas hak-hak
- Pengungkapan aktiva kontinjen atas kewajiban kontinjen
- Pengungkapan pembatasan atas pembayaran dividen
- Deskripsi transaksi yang mempengaruhi saham modal dan hak-hak pemegang ekuitas
- Deskripsi kontrak-kontrak pelaksanaan
Catatan kaki juga digunakan untuk menyajikan data kuantitatif
terinci yang tidak cukup signifikan untuk dicantumkan di dalam tubuh laporan,
tetapi data inidisajikan dalam bentuk daftar pelengkap dan, karenanya, akan
dibahas secara lebih mendalam dibawah ini sebagai bentuk pengungkapan
tersendiri.
1). Kebijakan Akuntansi dan Perubahan
Akuntansi
Seperti yang telah dibahas di atas, penafsiran yang tepat atas
laporan rugi laba dan neraca mengharuskan dipahaminya metode-metode akuntansi
yang digunakan serta dampak perubahan metode-metode itu. Karena kebanyakan
teknik penilaian dan alokasi mempengaruhi laporan rugi laba dan neraca,
pengungkapan metode-metode yang digunakan dalam catatan kaki mungkin lebih baik
dari pada catatan parentesis dalam setiap laporan. Dan, dengan catatan kaki,
metode-metode yang digunakan itu dapat diperlakukan secara lebih lengkap dari pada
jika digunakan catatan parentesis. Pengungkapan yang lebih lengkap ini penting
bila perbedaan di antara beberapa metode yang lazim itu material. Berarti, bila
asumsi dalam metode yang berbeda akan menjadi faktor yang signifikan dalam
pengambilan keputusan.
2). Hak Kreditor untuk Didahulukan
Jenis
prioritas yang umum, seperti yang diberikan pada pemegang obligasi hipotik,
biasa dapat dijelaskan secara singkat dan jelas di neraca dengan suatu
referensi singkat ke hipotik tersebut atau ke properti spesifik yang diberikan
sebagai jaminan. Tetapi bila klaim prioritas itu tidak biasa atau lebih rumit
dari biasanya, diperlukan suatu pengungkapan catatan kaki. Misalnya, pada tahun
1989 litton industies mengungkapkan bahwa :
“Menurut
persyaratan dalam perjanjian kredit dengan pagu sebesar $100 juta antara
sekelompok bank dan westeren atlas internasional,inc., anak
perusahaan-perusahaan, anak perusahaan ini dilarang untuk memberikan uang muka
atau pinjaman yang bukan dilakukan dalam pelaksanaan usaha yang biasa.”
Ketentuan
kontrak seperti itu relevan dan material jika diketahuinya ketentuan itu akan
mempengaruhi keputusan kreditor atau investor lain. Biasanya, dapat diasumsikan
bahwa pengetahuan tentang ketentuan ini akan mempengaruhi keputusan kredit atau
investasi jika ketentuan itu mempengaruhi risiko kreditor lain atau pemegang
saham. Ketentuan kontrak ini juga mungkin relevan jika membatasi kebebasan
manajemen dan dewan komisaris dalam operasi umum perusahaan atau dalam
pembiayaan perluasan atau pergantian.
3). Aktiva Kontinjen dan Kewajiban Kontinjen
Semua aktiva dan kewajiban harus di estimasi, jika memungkinkan,
dan dimasukan dalam neraca dan dampaknya, jika ada, pada laba bersih harus
dicerminkan dalam laporan rugi laba. Hanya jika nilai yang paling mungkin untuk
aktiva atau kewajiban itu kemungkinan
besarnya nol, atau jika estimasi terbaik nilai ini atau masa depan kemungkinan
besar salah dan menyesatkan, aktiva atau kewajiban itu dihilangkan dalam
laporan. Tetapi jika kemungkinan terjadinya keuntungan atau kerugian, yang
timbul dari tidak diakunya aktiva atau kewajiban itu, merupakan elemen yang
signifikan dalam pengambilan keputusan, fakta-fakta yang relevan harus diungkapkan
dalam catatan kaki.
Dalam hal perkara pengadilan yang belum diputuskan, jumlah klaim
dan setiap informasi relevan lainnya, seperti keputusan pengadilan yang lebih
rendah atau keputusan dalam kasus lain yang serupa, harus diungkapkan agar
pembaca dapat membentuk pertimbangan mengenai kemungkinan dampak kasus itu.
Harapan yang menyangkut hasil akhir kasus dan kemungkinan ganti rugi yang akan
diputuskan oleh pengadilan biasanya tidak berarti kecuali alasan estimasi itu
juga diberikan
4). Pembatasan pada Pembayaran Dividen
Dari
sudut pandang hukum, dividen biasanya dapat dibayarkan sampai sebesar total
saldo laba (Retained earnings) dan, dalam banyak negara bagian, tambahan
modal disetor. Tetapi klasifikasi ekuitas pemegang saham di neraca tidak
mengungkapkan sejauh mana legalitas dividen, juga tidak memperlihatkan niat
dewan komisaris mengenai pembayaran dividen dimasa depan. Akan tetapi, menurut
perlakuan dalam buku teks tradisional, pembatasan legal, kontraktual, dan
manajerial atas dividen dapat ditunjukkan dengan apropriasi (penjatahan) saldo
laba. Karena bagian ekuitas pemegang saham di neraca diklasifikasikan terutama
menurut sumbernya, bukan menurut niat pendistribusiannya, penggunaan apropriasi
ini lebih membingungkan daripada memperjelas.
Suatu pernyatan
positif mengenai kebijakan dewan komisaris yang menyangkut distribusi dividen
akan membantu investor dan pemakai laporan keuangan lainnya. Kebanyakan
pembayaran oleh perseroan-perseroan besar dihubungkan dengan laba berjalan,
laba masa lalu, dan sumber daya kas yang tersedia biasanya tidak ada niat umtuk
membayar dividen sampai keseluruhan jumlah yang secara legal diperbolehkan atau
bahkan sampai sebesar saldo laba. Oleh karena itu, suatu penjelasan dalam
catatan kaki tentang pembatasan dividen yang didasarkan pada saldo laba mungkin
tidak terlalu relevan bagi investor yang dapat memperkirakan bahwa dividen masa
depan mungkin tidak akan melebihi laba masa depan. Namun, jika laba tahun
berjalan sama sekali dibatasi untuk pembayaran dividen, pembatasan ini harus
diungkapkan karena sifat informasi ini, semua pembatasan yang relevan atas
saldo laba atau laba tahun berjalan dapat diungkapkan secara layak dalam
catatan kaki.
5) . Hak-hak Pemegang Saham
Sebagian dari
hak-hak pemegang ekuitas jelas terlihat dalam klasifikasi dan deskripsi neraca,
dan hak-hak lainnya yang dapat diungkapkan dengan catatan parentesis yang tepat
di dalam laporan. Perubahan yang signifikan untuk berbagi laba dan aktiva
bersih perusahaan ini, yang timbul dari transaksi atau peristiwa selama periode
tersebut, harus diungkapkan secara spesifik dalam neraca atau dalam catatan
kaki, walaupun hasil transaksi ini tercermin dalam akun-akun ekuitas, tetapi
mempengaruhi hak pemegang ekuitas di masa depan. Penting sekali bahwa
jenis-jenis transaksi dan peristiwa ini diungkapkan secar tepat dalam catatan
kaki laporan. Namun APB 10 merekomendasikan agar preferensi likuidasi untuk
saham prefern diungkapkan secara agregat di neraca baik itu dalam tanda kurung
atau “secara singkat,” dan bukan dalam catatan kaki.
Salah satu jenis
transaksi yang umum ditemui yang mempengaruhi hak-hak masa depan pemegang saham
adalah pemberian opsi saham kepada para eksekutif. Metode konvensional untuk
mengungkpakan kontrak ini tidak memperlihatkan dampak yang sesungguhnya pada
laba atau dampak yang sesungguhnya pada hak-hak pemegang ekuitas. Mungkin,
karena ketidakpastian yang terlibat, dampak yang sesungguhnya ini tidak dapat
diantisipasi, dan karenanya tidak dapat diperlihatkan secara tepat hanya dengan
mencatat transaksi itu dalam akun-akun formal. Catatan kaki yang memperlihatkan
sifat opsi, persyaratan dalam kontrak, dan kemungkinan dalam dampaknya pada
laba dan ekuitas pemegang saham harus melengkapiinfomasi apapun yang dapat
disajikan dalam laporan formal. Pengungkapan ini biasanya sangat ekstensif.
6) Kontrak Pelaksanaan
Akuntansi
tradisional tidak mengakui aktiva atau kewajiban yang timbul dari kontrak
pelaksanaan (executory contract). Salah satu alasan tidak dicatatnya
aktiva dan kewajiban ini adalah bahwa nilai aktiva atau kewajiban itu tidak
mudah diestimasi. Alasan lainnya adalah bahwa dampaknya pada laba timbul dari
peristiwa yang terjadi belakangan dan bukan dari penandatanganan kontrak. Akan
tetapi, dalam kebanyakan kasus, karena kontrak ini merupakan komitmen masa
depan, pengungkapannya sangat relevan untuk keputusan investasi dan keputusan
lain yang mengandalkan prediksi arus kas masa depan. Jika pengungkapan ini
tidak dapat dilakukan secara layak di dalam laporan formal. Informasi ini harus
diungkapkan dalam catatan kaki.
Yang
termasuk dalam kontrak jenis pelaksanaan adalah sewa guna usaha jangka panjang
dan komitmen pembelian. Walaupun dalam pengkapitalisasian komitmen ini serta pencantumannya
diantara aktiva dan kewajiban neraca dapat membuat laporan lebih baik,
sifat-sifat kontrak ini biasanya memerlukan informasi pelengkap juga. Selain
nilai yang dikapitalisasi, pembaca laporan mungkin tertarik untuk mengetahui
tanggal berakhirnya kontrak, jumlah pembayaran tahunan, pembebanan tahunan, dan
sifat-sifat lain. Oleh karena itu, pengungkapan catatan kaki diinginkan untuk
memberikan informasi pelengkap tentang kontrak jangka panjang tersebut;
informasi itu tidak bolah dianggap hanya sebagai alternatif selain
kapitalisasi.
7) Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Penggunaan
penting catatan kaki adalah untuk memberikan rincian tentang sifat transaksi
diantara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Related parties). Asumsi dasar dalam akuntansi
adalah bahwa transaksi terjadi secara wajar (arm’s length). Asumsi ini
memberikan kepastian bahwa harga yang dibayar merupakan nilai manfaat yang
dipertukarkan. Dalam hal transaksi di antara pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, seperti antara anak perusahaan, atau antara
perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh satu orang, atau antara anggota
keluarga, tidak ada kepastian semacam itu. Idealnya, kita mengganti jumlah yang
dibayarkan dengan nilai wajar pos yang dibeli. Akan tetapi, seringkali nilai
wajar itu terlalu sukar ditetapkan. Oleh karena itu, akuntan harus puas dengan
pengungkapan rincian transaksi sesuai dengan SFAS 57 sehingga pemakai dapat
diingatkan akan sifat transaksi itu.
5. Laporan dan Data
Pelengkap
Menjalankan
fungsi yang berbeda dengan daftar pelengkap. Biasanya laporan pelengkap
menyajikan informasi tambahan atau informasi yang disusun dengan gaya yang
berbeda dan bukan hanya informasi yang lebih terinci. Karena tidak mesti
termasuk dalam laporan-laporan yang dicangkup dalam laporan akuntan independen
laporan pelengkap ini dapat digunakan sebagai metode untuk mengembangkan dan
bereksperimen dengan peraga dan laporan baru. Contoh laporan pelengkap yang
kerapkali direkomendasikan untuk dimasukan dalam laporan keuangan adalah
laporan yang mengungkapkan dampak perubahan tingkat harga atau perubahan harga
spesifik pada kondisi keuangan dan operasi keuangan perusahaan.
6. Laporan Auditor
Laporan
auditor bukanlah tempat untuk mengungkapkan informasi keuangan yang signifikan
mengenai perusahaan tetapi laporan ini memang berfungsi sebagai metode untuk
mengungkapkan jenis-jenis informasi berikut :
1)
Dampak yang material
dari penggunaan metode akuntansi yang berbeda dengan yang lazim
2) Dampak yang material
dari perubahan dari satu metode yang lazim ke metode yang lazim lainnya
3) Perbedaan pendapat
antara auditor dan klien mengenai kelaziman satu atau lebih metode akuntansi
yang digunakan dalam laporan.
Kedua
jenis informasi yang pertama harus diungkapkan dalam laporan itu sendiri. Duplikasi
pengungkapan diperlukan untuk memastikan bahwa pembaca tidak disesatkan dalam
hal komparabilitas laporan dengan laporan perusahaan atau dalam hal konsistensi
dengan periode lain.
Laporan
keuangan merupakan laporan manajemen dan bukan laporan oleh auditor. Akan
tetapi auditor sebagai anggota AICPA, dan tunduk pada persyaratan etika AICPA,
tidak dapat emnyatakan pendapat bahwa laporan keuangan itu sesuai dengan
prinsip akuntansi yang lajim jika laporan keuangan itu mengandung penyimpangan
dari pendapat FASB dan badan-badan sebelumnya. Jika suatu penyimpangan
dilakukan dengan alasan bahwa jika penyimpangan tidak dilakukan laporan akan
menyesatkan, auditor harus menyatakan dalam laporan auditor alasan-alasan
dilakukannya penyimpangan itu serta dampaknya.
7. Pembahasan
dan Analisis Manajemen serta Surat Direktur Utama
Laporan
keuangan formal serta catatan kaki serta daftar dan laporan pelengkap dan
sertifikat auditor melengkapi laporan keuangan akuntan. Semua data keuangan
yang relevan dan signifikan harus tampak dalam laporan ini akan tetapi
pengkajian signifikan informasi ini paling baik disajikan dalam bentuk naratif
oleh manajemen sendiri. Seperti yang dikatakan FASB :
“Manajemen
mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan urusannya daripada investor, kreditor
atau “pihak luar” lainnya dan seringkali dapat meningkatkan kebergunaan
informasi keuangan dengan mengidentifikasi transaksi tertentu, peristiwa lain
dan keadaan yang mempengaruhi perusahaan serta menjelaskan dampak keuangannya
pada perusahaan.”
Hal – hal yang dapat diidentifikasi
manajemen menurut FASB mencakup
1) Hasil-hasil arbitrer
yang disebabkan oleh konvensi pembagian operasi yang kontinue menjadi
periode-periode akuntansi yang tetap
2)
Estimasi pertimbangan
dan asumsi yang mereka gunakan dalam laporan keuangan
3)
Ketidakpastian yang
signifikan yang mendasari estimasi
BAB III
KESIMPULAN
Pengungkapan manajemen
dibuat untuk berbagai kelompok pemakai termasuk pemerintah, kreditor, investor,
dan pegawai. Secara tradisional, investor dianggap sebagai kelompok fokal utama
bagi pengungkapan perseroan. Pengungkapan adalah vital bagi pengambilan
keputusan yang optimum oleh investor dan untuk tercapainya pasar modal yang
stabil. Pengungkapan informasi yang relevan secara tepat waktu cenderung
mencegah kejutan-kejutan yang bisa sama sekali mengubah harapan tentang masa
depan perusahaan. Pengungkapan juga cenderung memberi investor kepercayaan yang
lebih besar pada informasi keuangan yang tersedia bagi mereka. Sifat data yang
harus diungkapkan sebagian tergantung pada sifat model-model keputusan
investor. Jumlah data yang diungkapkan cenderung ditemukan oleh standar-standar
seperti relevansi dan keandalan.
Ada banyak bentuk dan metode yang
dapat digunakan manajemen untuk mengungkapkan informasi kepada pemakai. Yang
paling terkenal dari metode-metode ini adalah laporan keuangan formal, tetapi
catatan kaki, laporan pelengkap, serta pembahasan naratif juga merupakan bahan
dasar yang penting. Tidak ada teori yang menyeluruh, yang diterima oleh semua
pihak, untuk menentukan cara yang tepat untuk melakukan pengungkapan. Para
akuntan terlibat dalam suatu pencarian yang aktif untuk menentukan cara-cara
baru agar pembaca menjadi lebih mengetahui. Pencarian yang tanpa henti inilah
yang menjadikan akuntansi bidang yang sangat menarik seperti ini.
0 Response to "Makalah Pengungkapan Informasi Keuangan"
Post a Comment